Back

USD/IDR Naik Lebih Jauh, Rupiah Tersungkur di 16.550-an Jelang Acara The Fed dan Pernyataan Powell

  • Rupiah melemah ke 16.551 per dolar AS akibat ketegangan geopolitik dan menjelang keputusan suku bunga The Fed.
  • Bank Indonesia menjaga keseimbangan antara mendorong pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nilai tukar serta harga.
  • Sentimen pasar global terpengaruh oleh defisit perdagangan AS, ketegangan Rusia-Ukraina, dan rencana pertemuan dagang AS-Tiongkok.

Kurs Rupiah Indonesia (IDR) melemah di 16.551 per Dolar AS (USD) pada perdagangan hari Rabu, siang hari menjelang sesi Eropa. Pasangan mata uang USD/IDR tampaknya mencoba menembus di atas level resistance di 16.550, berusaha melakukan pemulihan setelah sebelumnya mengalami tekanan jual yang cukup dalam. Namun, para pedagang akan berhati-hati menjelang acara The Fed bersama pernyataan Ketua Jerome Powell di sesi Amerika dan gejolak geopolitik yang tengah berlangsung.

Bank Indonesia berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi tanpa mengorbankan stabilitas harga dan nilai tukar, di tengah pelemahan Rupiah akibat ketegangan geopolitik India-Pakistan. Direktur Bank Indonesia, Juli Budi Winantya, menekankan pentingnya menemukan "keseimbangan optimal" antara stabilitas dan pertumbuhan, mengingat pertumbuhan ekonomi kuartal pertama hanya 4,87%, terendah dalam lebih dari tiga tahun. Bank Indonesia telah dua kali memangkas suku bunga sejak September, namun kini fokus menjaga nilai tukar. Bank juga memperluas likuiditas melalui operasi pasar terbuka dan mengurangi jumlah Sertifikat Bank Indonesia (SRBI) yang beredar sebesar 40 triliun rupiah sejak akhir 2024, seperti yang dilaporkan oleh Reuters.

Tekanan Fundamental dan Teknis Membayangi Dolar AS

Indeks dolar AS (DXY) terlihat masih dalam tren turun yang mendominasi dalam jangka menengah. Setelah mengalami tekanan tajam sejak pertengahan Maret, harga saat ini tertahan di kisaran 99,354 dan bergerak datar dalam beberapa hari terakhir.

Tekanan ini semakin diperparah oleh data fundamental terbaru, Neraca Perdagangan Barang dan Jasa Amerika Serikat untuk bulan Maret menunjukkan defisit yang jauh lebih besar dari ekspektasi, mencapai $140,5 miliar, dibandingkan dengan prakiraan $129 miliar dan jumlah sebelumnya sebesar $122,7 miliar pada Februari. Pelebaran defisit ini mencerminkan tekanan eksternal terhadap perekonomian AS dan memperkuat sentimen negatif terhadap Dolar.

Kombinasi antara tekanan teknis dan pelemahan dari sisi data ekonomi membuat Dolar AS cenderung sulit menguat dalam waktu dekat. Kondisi ini berpotensi mendukung penguatan mata uang lainnya terhadap USD, termasuk Rupiah, apabila tidak ada intervensi signifikan dari Bank Indonesia atau perubahan mendadak dari arah kebijakan The Fed.

Pertemuan AS-Tiongkok Bangkitkan Harapan akan Meredanya Perang Dagang

Di sisi lain, sentimen pasar membaik setelah adanya pengumuman dari Washington, yang telah dikonfirmasi oleh Beijing, bahwa Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan negosiator perdagangan Jamieson Greer akan bertemu dengan pejabat ekonomi utama Tiongkok, He Lifeng, di Swiss akhir pekan ini dalam upaya meredakan perang dagang antara kedua negara tersebut. Perundingan akan membahas pengurangan tarif dan isu perdagangan lainnya, termasuk penghapusan bea masuk atas produk tertentu dan kebijakan ekspor-impor. 

Pasar di seluruh Asia menguat setelah pengumuman tersebut. Kenaikan terlihat pada Nikkei 225 Jepang, Kopsi Korea, S&P/ASX 200 Australia, termasuk IHSG yang naik 0,74% ke 6.948,97.

Rusia-Ukraina dan Israel-Gaza Terus Memanas

Penguatan USD/IDR mungkin akan terbatas pada perdagangan terbaru, di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik global yang dapat memicu pergeseran sentimen risiko di pasar keuangan. Dari sisi global, dua perkembangan besar menjadi sorotan pasar. Pertama, juru bicara Kremlin menyatakan bahwa Rusia akan tetap berpegang pada rencana gencatan senjata sepihak antara 8 hingga 11 Mei. Namun, Kremlin juga menegaskan bahwa respons militer akan segera diberikan jika Ukraina tidak turut menghentikan serangan. Di sisi lain, Rusia dan Ukraina berhasil melakukan pertukaran tahanan perang dalam jumlah besar dengan mediasi Uni Emirat Arab, memberikan sedikit sinyal diplomasi di tengah konflik yang berkepanjangan.

Sementara itu, ketegangan di Timur Tengah juga meningkat setelah kabinet keamanan Israel secara bulat menyetujui perluasan ofensif militer di Gaza. Rencana tersebut mencakup aksi militer bertahap oleh Angkatan Pertahanan Israel (IDF) untuk mengambil kendali atas wilayah Gaza. Meski belum ada pengumuman formal mengenai waktu pelaksanaan, pejabat menyebut bahwa operasi besar tidak akan dimulai hingga setelah kunjungan mantan Presiden AS Donald Trump ke Timur Tengah minggu depan.

Investor Tunggu Keputusan The Fed dan Pernyataan Jerome Powell

Pada hari Rabu, pasar akan tetap waspada dengan keputusan suku bunga Federal Reserve berikutnya. Meskipun bank sentral diprakirakan tidak akan mengubah suku bunga, investor akan mencermati pernyataan Ketua Jerome Powell mengenai arah kebijakan moneter selanjutnya mengingat perang dagang Trump. Hal ini akan mendorong permintaan Dolar AS dan mempengaruhi pergerakan pasangan mata uang USD/IDR.

Indikator Ekonomi

Keputusan Suku Bunga The Fed

Federal Reserve (The Fed) berunding tentang kebijakan moneter dan membuat keputusan tentang suku bunga pada delapan pertemuan yang dijadwalkan sebelumnya per tahun. The Fed memiliki dua mandat: untuk menjaga inflasi pada 2%, dan untuk mempertahankan lapangan kerja penuh. Alat utamanya untuk mencapai hal ini adalah dengan menetapkan suku bunga – baik di mana The Fed meminjamkan ke perbankan dan perbankan saling meminjamkan. Jika The Fed memutuskan untuk menaikkan suku bunga, Dolar AS (USD) cenderung menguat karena menarik lebih banyak arus masuk modal asing. Jika The Fed memangkas suku bunga, hal ini cenderung melemahkan USD karena modal mengalir keluar ke negara-negara yang menawarkan pengembalian yang lebih tinggi. Jika suku bunga dibiarkan tidak berubah, perhatian beralih ke nada pernyataan Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC), dan apakah FOMC hawkish (mengharapkan suku bunga masa depan yang lebih tinggi), atau dovish (mengharapkan suku bunga masa depan yang lebih rendah).

Baca lebih lanjut

Rilis berikutnya Rab Mei 07, 2025 18.00

Frekuensi: Tidak teratur

Konsensus: 4.5%

Sebelumnya: 4.5%

Sumber: Federal Reserve

 

Harga Palladium Hari Ini: Logam Langka Turun di Awal Sesi Eropa

Logam Grup Platinum (PGM) diperdagangkan dengan nada negatif di awal hari Rabu, menurut data FXStreet. Palladium (XPD) diperdagangkan di $973,20 per troy ons, dengan pasangan mata uang XPD/USD melemah dari penutupan sebelumnya di $978,15
Mehr darüber lesen Previous

Nonfarm Payrolls (QoQ) Perancis 1Q sesuai Prakiraan 0%

Nonfarm Payrolls (QoQ) Perancis 1Q sesuai Prakiraan 0%
Mehr darüber lesen Next