BRIS Turun Lebih dari 9% ke 2.170 Terendah Baru 2025, Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga Acuan di 5,75%
- BRIS turun untuk hari perdagangan keenam berturut-turut.
- Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di 5,75%.
- Saham ini berada di antara memulai tren menurun atau koreksi dari tren naik jangka panjang.
BRIS diperdagangkan di 2.200, turun 9,09% pada saat berita ini ditulis. Saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk dibuka di 2.430 dan turun ke 2.170 menuju penutupan sesi pertama. Ini merupakan terendah baru 2025 dan juga merupakan level terendah sejak 14 Juni 2024. Saham ini merah untuk enam hari perdagangan berturut-turut. BRIS telah turun lebih dari 19% pada tahun berjalan.
Belum ada berita atau aksi korporasi spesifik yang melatarbelakangi penurunan saham perseroan selain dari aksi jual yang dilakukan oleh investor. Perlu dicatat bahwa ini merupakan penurunan satu hari terbesar sejauh tahun ini. Selain itu, penurunan BRIS terjadi setelah Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan Suku Bunga Acuan di 5,75%, Suku Bunga Deposit Facility di 5,00%, dan Suku Bunga Lending Facility di 6,50%.
Dari sisi tren, BRIS tampaknya memulai tren menurun setelah saham ini menembus di bawah Simple Moving Average (SMA) 200-hari pada 27 Februari 2025. Penurunan hari ini memperkuat tren tersebut meskipun SMA 200-hari masih datar. Mengingat SMA 200-hari yang masih datar, perlu dilihat apakah penurunan ini adalah awal dari tren menurun atau koreksi dari tren naik jangka panjang BRIS yang dimulai sejak awal tahun 2023.
Jika BRIS terus turun, saham ini akan mengekspos support di 2.090 (terendah 10 Juni 2024), 2.000 (level psikologis), dan 1.965 (terendah 26 Januari 2024). Sedangkan untuk sisi atas, kenaikan BRIS bisa dibatasi oleh resistance di 2.590 (tertinggi 13 Maret 2025), 2.680 (tertinggi 3 Maret 2025), dan 2.730 (SMA 200-hari).