Back

USD/IDR Gagal Tembus 15.600, Rupiah Menguat 31 Poin di Dekat 15.500

  • USD/IDR terlihat tidak mampu menembus 15.600, sehingga Rupiah menguat di dekat 15.500.
  • IMP Manufaktur ISM AS di bulan Agustus naik lebih kuat dari prakiraan di 47,2.
  • Data berikutnya hari ini yang akan dicermati adalah Lowongan Kerja JOLTS dan The Fed Beige Book dua hari menjelang NFP AS.

Pasangan mata uang USD/IDR tidak mampu menembus di atas level penting 15.600 pada hari Selasa setelah mengujinya, sehingga memantul ke bawah dan ditutup di level 15.545, dengan mencatatkan terendah kemarin di 15.487 setelah IMP ISM AS sedikit lebih rendah dari prakiraan. Pada perdagangan hari ini, Rupiah Indonesia (IDR) saat ini bertahan di level 15.502 dan para pembeli mata uang Garuda ini tampaknya berusaha menembus di bawah level 15.500.

Febrio Kacaribu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu menyebutkan dalam pernyataannya saat menanggapi pelemahan inflasi tahunan Indonesia, bahwa dengan terkendalinya harga pangan karena melimpahnya pasokan di tengah masa panen, diharapkan menjadi sinyal positif, karena harganya lebih terjangkau bagi masyarakat. Namun, produksi beras dan hasil pertanian hortikultura harus dipantau dengan adanya potensi risiko musim kemarau. "Harus mengantisipasi pelemahan pertumbuhan perekonomian Tiongkok, Uni Eropa dan Amerika Serikat", jelasnya lebih lanjut, seperti yang dilansir dari detik.com.

Kemudian ia menambahkan, terkait dengan data Indeks Manajer Pembelian (IMP) Manufaktur yang dirilis oleh S&P Global awal pekan ini, perlambatan terjadi karena kinerja sektor manufaktur global yang menurun saat adanya tekanan permintaan. Meski demikian, optimisme tetap baik, karena ditopang oleh kinerja industri utama Indonesia.

Semalam, Indeks Manajer Pembelian (IMP) Manufaktur ISM AS di bulan Agustus naik sedikit ke 47,2 dari bulan Juli yang tercatat di 46,8, namun berada di bawah estimasi pasar 47,5. Indeks Ketenagakerjaan Manufaktur ISM pulih ke 46 dari 43,4 di bulan Juli, sementara Indeks Pesanan Baru turun ke 44,6 dari 47,4 di periode yang sama. Kemudian, Indeks Harga yang Dibayar, yang merupakan komponen inflasi, naik ke 54 dari 52,9 dan yang terakhir, Indeks Pesanan Baru Manufaktur ISM turun ke 44,6 dari 47,4.

Data-data tersebut sedikit mengangkat Dolar AS, dengan DXY terlihat melonjak dari 101,62 ke 101,90 di jam pertama setelah rilis. Saat ini Indeks Dolar AS (DXY) terlihat diperdagangkan lebih rendah di 101,67.

Malam ini, AS akan merilis data Lowongan Kerja JOLTS dan The Fed Beige Book. Namun, fokus para investor akan tertuju pada Nonfarm Payrolls (NFP) AS bulan Agustus pada hari Jumat. Data ini dapat memberikan gambaran mengenai ukuran penurunan suku bunga pada pertemuan kebijakan Federal Reserve (The Fed) di bulan ini. Jika data tersebut tersebut menunjukkan angka yang lebih lemah dari yang diharapkan, maka hal ini dapat memicu spekulasi mengenai resesi AS dan penurunan suku bunga The Fed yang lebih agresif, sehingga pasangan USD/IDR berpotensi tertekan dan mendongkrak Rupiah Indonesia (IDR).
 

S&P Global: Defisit Transaksi Berjalan Selandia Baru Harus Menyempit Lebih Lanjut

Martin Foo, Direktur S&P Global Ratings memperingatkan dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg pada hari Rabu bahwa "Defisit transaksi berjalan Selandia Baru (NZ) harus semakin menyempit."
Mehr darüber lesen Previous

WTI Menembus di Bawah $69,50 karena Potensi Penyelesaian Sengketa Libya

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) melanjutkan penurunan untuk 2 hari berturut-turut, diperdagangkan di kisaran $69,40 per barel selama sesi Asia pada hari Rabu. Penurunan harga minyak mentah didorong oleh potensi penyelesaian perselisihan politik yang telah menghentikan ekspor Libya dan kekhawatiran akan melambatnya pertumbuhan permintaan global.
Mehr darüber lesen Next