Back

IHSG Merosot Hingga ke Sekitar Level 7.306, Tunggu Rilis Risalah Rapat FOMC dan Suku Bunga BI

  • IHSG gagal ditutup di atas garis resistance melandai yang ditarik dari puncak 5 Januari di 7.403,57 dan puncak 15 Februari di 7.365,68.
  • Para pedagang menunggu rilis Risalah Rapat FOMC dan suku bunga bank Indonesia.
  • Harga IHSG berisiko terkoreksi hingga ke 7.300-7.280

Hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah di 7.323,23, terdapat gap sebesar 12,31 dari harga penutupan pada hari Jumat pekan lalu di 7.335,54, di mana gap yang tercipta itu telah terisi. Pada saat berita ini ditulis, harga IHSG berada di kisaran 7.317,99.

Pekan lalu IHSG gagal ditutup di atas garis resistance melandai yang ditarik dari puncak 5 Januari di 7.403,57 dan puncak 15 Februari di 7.365,68, sehingga sejak saat itu harga memantul ke arah bawah dan hari ini telah mencatatkan terendah di 7.306,92.

Data Neraca perdagangan untuk bulan Januari yang dirilis Badan Statistik Indonesia (BSI) pada hari Kamis pekan lalu, yang menunjukkan bahwa Neraca perdagangan mengalami kontraksi dari bulan sebelumnya di 3,3 juta ke 2,01 juta. Sementara, Indeks Harga Produsen (IHP) AS menunjukkan pertumbuhan tahun ke tahun sebesar 0,9%, melampaui ekspektasi 0,6% dan sedikit di bawah angka sebelumnya 1,0%. Kemudian, Indeks Sentimen Konsumen Michigan awal naik sedikit ke 79,6 dari sebelumnya 79,0, lebih lemah prakiraan 80,0.

Hari ini pasar AS tutup sehubungan dengan libur nasional Hari Presiden, namun fokus para pedagang akan tertuju pada acara penting yaitu Risalah Rapat Federal Open Market Committee (FOMC) yang akan dipublikasikan pada hari Rabu, kebijakan suku bunga dari The Fed akan mempengaruhi pergerakan USD sehingga pada gilirannya juga akan mempengaruhi pasar di Indonesia. Selain itu, pada hari yang sama Bank Indonesia (BI) juga akan merilis suku bunganya, di mana sebelumnya suku bunga BI berada di 6%.

IHSG Belum Sanggup Ditutup di Atas Garis Resistance

Pada grafik 4 jam, IHSG bergerak dalam rentang harga antara 7.339-7.306. Ketidakmampuan harga untuk ditutup di atas garis resistance melandai (yang berwarna hijau toska), menyebabkan harga tidak atau belum menguji level puncak di 7.403,57, sehingga harga bergerak ke bawah dan menjauhi garis resistance tersebut. Saat ini harga masih berada di atas Simple Moving Average (SMA) 20, 50, 100 dan 200, sementara Relative Strength Index (RSI) 14 berada di sekitar level 57, bias IHSG masih cenderung bullish, namun dengan kondisi yang disebutkan di atas, harga berisiko terkoreksi hingga ke 7.300-7.280 dalam jangka pendek. Bila harga mampu menembus di atas 7.403,57, harga akan mencetak level tertinggi baru sepanjang masa.

 

 

GBP/USD Naik Tipis ke Kisaran 1,2620, Pasar AS akan Merayakan Libur Hari Presiden

GBP/USD cenderung naik karena Dolar AS (USD) mengalami tekanan turun, dipengaruhi oleh sentimen pasar yang condong ke arah antisipasi penurunan suku bunga Federal Reserve pada pertemuan bulan Maret mendatang. Sentimen ini diperkuat ketika mantan pejabat The Fed, James Bullard, menyarankan pada konferensi National Association for Business Economics (NABE) bahwa The Fed harus mempertimbangkan untuk menurunkan suku bunga untuk mencegah terhambatnya aktivitas ekonomi akibat suku bunga yang lebih tinggi. Selama
Mehr darüber lesen Previous

Indeks Dolar AS Turun Dekati 104,20 setelah Bullard Sarankan Penurunan Suku Bunga di Bulan Maret

Indeks Dolar AS (DXY) melanjutkan tren penurunannya selama empat sesi berturut-turut, merosot ke sekitar 104,20 selama jam perdagangan Asia pada hari Senin. Namun, Indeks Harga Produsen (IHP) yang membaik dari Amerika Serikat mendukung Dolar AS (USD), namun menutup sesi dengan penurunan. Pasar memprakirakan pergerakan minimal dalam Greenback setelah libur Hari Presiden.
Mehr darüber lesen Next